Fai.umsida.ac.id- FAI Umsida sukses mengirimkan 11 mahasiswa terbaiknya untuk mengikuti program Student Exchange di Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia selama kurang lebih 1 bulan. Program ini menjadi pengalaman tak terlupakan bagi para peserta yang mendapatkan wawasan baru dalam bidang pendidikan, budaya, dan keterampilan adaptasi, (10/2/25).
Baca Juga:Mahasiswa FAI Umsida Laksanakan PLP 2 di MA Al Fattah Sidoarjo: Mengasah Kompetensi Calon Pendidik
Pengalaman Tak Terlupakan di Negeri Jiran
Sebanyak 11 Mahasiswa FAI Umsida telah mengikuti program pertukaran mahasiswa di UniSZA. Salah satu Mahasiswa yang telah ke Unisza, Indana Nur Ahadiyah bercerita mendapatkan pengalaman yang sangat berharga. “Sangat menyenangkan, banyak pengalaman baru yang sangat berharga saya dapat dari program ini, entah dari segi pendidikan, budaya, dan lainnya,” ujar salah satu peserta. Kesempatan untuk memahami sistem pendidikan Islam di tingkat internasional menjadi motivasi utama mereka dalam mengikuti program ini. “Salah satu motivasi terbesar mengikuti program ini adalah untuk memperluas wawasan, menghadapi tantangan budaya luar, keluar dari zona nyaman, dan menalar dengan pola pikir yang berbeda,” Ucapnya.
Tidak hanya memperluas wawasan akademik, Para mahasiswa FAI Umsida juga mengalami langsung bagaimana kehidupan di lingkungan internasional yang penuh keberagaman. Mereka berinteraksi dengan mahasiswa dari berbagai negara, seperti India dan negara-negara lainnya, yang semakin memperkaya pemahaman mereka tentang dunia pendidikan Islam global.
![](https://fai.umsida.ac.id/wp-content/uploads/2025/02/DSCF1056-2-600x338.jpg)
Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi mahasiswa FAI Umsida selama program pertukaran ini adalah perbedaan sistem pembelajaran. “Culture shock saya yang pertama adalah mengenai sistem pembelajaran yang sangat berbeda dengan Universitas Muhammadiyah. Di Umsida, pembelajaran lebih interaktif dengan diskusi dan tanya jawab, sedangkan di UniSZA, metode yang digunakan lebih satu arah, di mana dosen memberikan materi selama dua jam dengan sedikit waktu untuk tanya jawab,” jelasnya.
Selain itu, perbedaan bahasa juga menjadi tantangan tersendiri. “Awalnya kami mengira bahasa mereka akan seperti di kartun Upin Ipin, tetapi ternyata mereka berbicara dengan irama yang sangat cepat. Kadang kami perlu meminta pengulangan untuk memahami obrolan biasa. Namun, mereka cukup pengertian dan sering mengganti kosa kata dengan yang lebih mudah dipahami,” kata salah satu peserta.
Untuk beradaptasi dengan lingkungan baru, mahasiswa FAI Umsida memanfaatkan peran “baddies” atau pembimbing dari Malaysia. “Kami banyak menerima informasi dari baddies, dan mereka tidak hanya membimbing tetapi juga merawat kami seperti orang tua sendiri,” ungkapnya. Dengan cara ini, proses adaptasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Pembelajaran Berharga di Unisza
Salah satu mata kuliah yang paling berkesan bagi mahasiswa adalah Tasawuf. “Dosen yang mengajar menyesuaikan dengan metode pembelajaran di Indonesia, seperti diskusi dan tanya jawab. Hal ini sangat membantu dalam memahami materi lebih dalam,” katanya. Penggunaan kitab dalam proses pembelajaran juga menjadi perbedaan signifikan yang memberikan pengalaman baru bagi mereka.
Selain memperkaya ilmu pengetahuan, program ini juga membantu mahasiswa meningkatkan keterampilan dalam bahasa Arab dan adaptasi hidup jauh dari rumah. “Pelajaran yang paling berharga yang saya dapat adalah menambah skill dalam bidang bahasa Arab serta keterampilan beradaptasi di lingkungan yang berbeda,” tambahnya.
Pengalaman di UniSZA memberikan perspektif baru bagi mahasiswa FAI Umsida tentang pendidikan Islam di tingkat internasional. “Kami berkesempatan mempelajari bagaimana pendidikan Islam diterapkan di berbagai negara dengan latar belakang budaya yang berbeda. UniSZA sebagai kampus internasional memberikan gambaran bagaimana kurikulum dan metode pengajaran berbasis nilai-nilai Islam diintegrasikan dalam sistem pendidikan di sana,” paparnya.
Sebagai saran bagi mahasiswa FAI Umsida yang ingin mengikuti program ini di masa depan, mereka menekankan pentingnya penguasaan bahasa Arab. “Mahasiswa yang akan mengikuti program ini diharapkan benar-benar ahli dan luwes dalam penggunaan bahasa Arab, karena selain mata kuliah yang menggunakan bahasa Arab, interaksi dengan dosen juga sering kali menggunakan bahasa tersebut.”
Baca Juga:KKNP 43 Umsida Manfaatkan Kebun Alpukat Warga Sebagai Destinasi Agrowisata
Program Student Exchange ini tidak hanya meningkatkan kualitas akademik mahasiswa FAI Umsida tetapi juga memperkuat posisi Umsida sebagai kampus yang berorientasi global. Dengan semakin banyaknya mahasiswa yang berpartisipasi dalam program internasional, FAI Umsidaterus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi unggul yang siap bersaing di tingkat global.
Penulis:AHW