Fai.umsida.ac.id –Lakukan pelatihan artikel di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan kemudahan akses informasi, Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Islam (S2 MPI), Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), mengambil peran strategis dalam meningkatkan literasi akademik guru-guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Salah satu langkah nyatanya diwujudkan melalui pelatihan penulisan karya ilmiah yang menyasar Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI jenjang Sekolah Dasar di wilayah Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan.
Baca Juga: Perpanjangan Pendaftaran Yudisium Gelombang 1 FAI Umsida Semester Genap 2024/2025
Pelatihan yang digelar pada Jumat, 14 Februari 2025, pukul 13.00–16.00 WIB di GKB 2 Lantai 7 Umsida ini menghadirkan narasumber dosen sekaligus alumni S2 MPI yaitu Dr Eni Fariyatul Fahyuni, SPsi MPdI, Yopi Agusta Fanaturiza SPd MPd, dan Imam Taufik SPd MPd. Acara ini dipandu oleh moderator Mohammad Oktav Fauzi Prabowo, mahasiswa aktif S2 MPI. Kegiatan ini menjadi bentuk sinergi antara dunia akademik dan praktisi pendidikan dalam mengembangkan kapasitas literasi guru-guru PAI berbasis pengalaman praktik di sekolah.
Urgensi Pelatihan Untuk Kesadaran Literasi Guru di Era Digital

Dalam pembukaan, Dr Eni Fariyatul Fahyuni selaku Kaprodi S2 MPI menegaskan bahwa tantangan literasi di era digital tidak hanya menuntut guru untuk melek teknologi, tetapi juga menuntut peningkatan semangat menulis sebagai bentuk kontribusi terhadap pengembangan keilmuan dan solusi atas problematika pendidikan.
“Guru adalah pelaku utama dalam dunia pendidikan. Dengan semangat menulis, para guru dapat menorehkan catatan penting, bukan hanya untuk institusi atau komunitasnya, tetapi juga sebagai warisan keilmuan bagi generasi penerus,” jelasnya.
Beliau juga menekankan pentingnya keterampilan teknis dalam menyusun referensi ilmiah yang benar. Dalam sesi materi, Dr. Eni memperkenalkan penggunaan aplikasi Mendeley sebagai salah satu alat bantu dalam manajemen referensi. Aplikasi ini dinilai sangat memudahkan penulis dalam menyusun kutipan, bibliografi, hingga menghindari plagiarisme.
“Dengan memanfaatkan Mendeley, guru tidak perlu lagi menghabiskan waktu lama untuk menyusun daftar pustaka secara manual. Ini sangat efisien untuk mendukung aktivitas menulis ilmiah,” imbuhnya.
Menyusun Tulisan dari Masalah di Lapangan
Pelatihan ini tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif. Materi disampaikan berdasarkan pengalaman menulis dan publikasi artikel ilmiah di jurnal-jurnal nasional. Yopi Agusta Fanaturiza, S.Pd., M.Pd., yang juga alumni S2 MPI Umsida, membawakan materi tentang bagaimana menggali masalah pembelajaran di sekolah menjadi ide tulisan ilmiah.
“Lingkungan belajar guru adalah ladang riset yang sangat kaya. Mulailah dengan masalah sederhana yang sering ditemui di kelas, lalu olah menjadi artikel yang solutif dan aplikatif,” jelas Yopi.
Yopi juga memberikan penekanan pada pentingnya menyusun pendahuluan artikel yang kuat, menyajikan state of the art dengan menelusuri pustaka mutakhir, serta mengidentifikasi gap dan novelty dalam penelitian. Ini penting agar tulisan memiliki nilai tambah dan layak diterbitkan di jurnal bereputasi.
Sementara itu, pemateri ketiga Imam Taufik SPd MPd, menekankan pada keberagaman metode penelitian yang bisa digunakan guru sesuai dengan topik yang diangkat. Mulai dari pendekatan kualitatif deskriptif, studi kasus, hingga penelitian tindakan kelas (PTK), semuanya dapat menjadi pintu masuk bagi guru untuk menghasilkan karya ilmiah yang bermakna.
Mendorong Riset dan Publikasi Guru PAI secara Berkelanjutan

Kegiatan ini mendapat antusias tinggi dari para peserta yang berasal dari KKG PAI SD se-Kabupaten Sidoarjo dan Pasuruan. Tidak sedikit peserta yang menyampaikan bahwa pelatihan ini menjadi pengalaman pertama mereka dalam memahami sistematika penulisan artikel ilmiah yang benar.
Dr Eni menyampaikan harapannya agar pelatihan ini tidak berhenti sebagai kegiatan seremonial, melainkan menjadi awal dari gerakan literasi dan budaya menulis yang lebih luas di kalangan guru PAI. Menurutnya, dengan semakin banyaknya guru yang menulis, maka semakin kuat pula kontribusi guru dalam merespons tantangan pendidikan baik di level lokal, nasional, hingga global.
Baca Juga: Umsida Resmi Buka S2 Pendidikan Dasar, Siapkan Pendidik Profesional
“Dengan menggandeng guru sebagai mitra akademik, kami berharap riset-riset praktis di sekolah bisa dikembangkan dan dipublikasikan. Ini bagian dari penguatan ekosistem pendidikan yang berbasis riset dan refleksi lapangan,” tutup Dr Eni.
Sumber: Dr Eni Fariyatul Wahyuni SPsi MPdi
Editor:AHW