Fai.umsida.ac.id- Lomba tahfidz merupakan perlombaan paling ditunggu di ajang tahunan FAI Got Talent yang dimana tahun ini sudah 10 kali dilaksanakan. kesempatan emas ini menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengasah hafalan Al-Qur’an dan menguji mental juara mereka di hadapan juri serta peserta lainnya.
Lomba ini dibagi menjadi tiga kategori:
✅ Kategori A untuk siswa SD/MI
✅ Kategori B untuk siswa MTs/SMP & SMA/SMK
Baca Juga:Keseruan Lomba Kaligrafi di FAI Got Talent 10: Adu Kreativitas dengan Sentuhan Seni Islam
Salah satu peserta, Misha S Hafidza, siswi kelas 5 SD, mengungkapkan bahwa ia mengikuti kompetisi ini karena suka mengikuti lomba dan ingin menambah hafalannya. Persiapannya dilakukan dengan berdoa, muroja’ah (mengulang hafalan), serta mengikuti pembinaan bersama ustadzah.
“Saya senang bisa ikut lomba ini karena bisa menambah hafalan dan juga pengalaman baru,” ujar Misha.
Lomba Tahfidz di FGT 10 tahun ini menghadirkan suasana yang berbeda dibandingkan lomba-lomba tahfidz lainnya, dengan format yang lebih interaktif dan membangun mental kepercayaan diri peserta.
Tantangan dan Persiapan Peserta dalam Lomba Tahfidz
Menghafal Al-Qur’an bukan sekadar melafalkan ayat, tetapi juga membutuhkan pemahaman, konsistensi, dan keberanian untuk melantunkannya di depan publik. Salah satu tantangan terbesar yang dihadapi peserta adalah rasa grogi sebelum tampil, termasuk yang dialami oleh Misha.
Misha mengungkapkan bahwa meskipun ia sempat merasa gugup, ia tetap berusaha percaya kepada Allah dan yakin terhadap hafalan yang telah ia pelajari.
“Grogi pasti ada, tapi saya selalu berdoa agar diberikan ketenangan dan percaya bahwa hafalan saya bisa saya lantunkan dengan baik,” katanya.
Baginya, kompetisi ini bukan sekadar ajang lomba biasa, tetapi juga latihan berharga untuk menghadapi perlombaan di tingkat yang lebih tinggi.
“Ini seperti latihan untuk saya berjuang di perlombaan tahfidz lainnya. Saya ingin bisa lebih percaya diri dan siap menghadapi tantangan yang lebih besar,” ungkapnya.
Para peserta lainnya juga merasakan hal yang sama, bahwa kompetisi ini membantu mereka meningkatkan mental dan kepercayaan diri dalam melantunkan hafalan Al-Qur’an.
Keunikan Lomba Tahfidz di FAI Got Talent 10
Salah satu aspek yang membedakan Lomba Tahfidz di FGT 10 dengan kompetisi tahfidz lainnya adalah suasana kompetisi yang lebih interaktif dan membangun rasa kebersamaan di antara peserta.
Jika dalam kompetisi tahfidz lainnya peserta biasanya menunggu giliran di ruang tunggu secara individu, di FGT 10, semua peserta dikumpulkan dalam satu ruangan, sehingga mereka bisa berinteraksi, berbagi pengalaman, dan mengurangi rasa gugup sebelum tampil.
“Biasanya kalau lomba di tempat lain, kita duduk di ruang tunggu sendirian sambil menunggu dipanggil satu per satu. Tapi di sini, kita dikumpulkan jadi satu, jadi bisa ngobrol dulu dengan teman-teman yang lain. Ini membantu saya lebih tenang dan tidak terlalu gugup,” ujar Misha.
Dengan sistem ini, peserta juga dapat melihat langsung kemampuan peserta lainnya, yang membuat mereka merasa tertantang untuk memberikan yang terbaik.
Format ini menjadi nilai tambah bagi kompetisi tahfidz di FAI Got Talent 10, di mana peserta tidak hanya menghafal dengan baik, tetapi juga dilatih untuk memiliki mental yang lebih kuat dalam menghadapi tantangan kompetisi.
Peran Pembimbing dan Harapan bagi Generasi Penghafal Al-Qur’an
Di balik setiap peserta yang berani maju dalam kompetisi ini, terdapat peran penting dari guru pembimbing dan dukungan penuh dari keluarga. Salah satu pembimbing tahfidz di kompetisi ini menyampaikan bahwa mereka selalu memberikan bimbingan dengan pendekatan yang santai namun tetap disiplin.
Guru pembimbing menekankan bahwa anak-anak tidak boleh dipaksa dalam menghafal, tetapi harus didorong dengan cara yang menyenangkan.
“Kami tidak terlalu memaksa mereka karena mereka sudah memiliki kemampuan masing-masing. Kami hanya melakukan pembinaan setiap hari sekitar 30–60 menit setelah pulang sekolah dengan ustadzah yang berkompeten di bidangnya,” ujar salah satu pembimbing.
Menurutnya, lomba seperti ini sangat penting bagi perkembangan anak, karena tidak hanya meningkatkan hafalan tetapi juga memberikan pengalaman berharga bagi mereka.
“Anak-anak perlu wadah seperti ini untuk mencoba. Mereka bisa mulai dari lomba tingkat sekolah, lalu meningkat ke tingkat lebih tinggi seperti ini. Dari sini, mereka juga bisa mengenal lebih banyak lingkungan akademik seperti di Umsida,” katanya.
Ia juga mengajak para orang tua untuk lebih mendukung anak-anak mereka dalam mengikuti kompetisi seperti ini, karena ajang seperti ini tidak hanya mengukur kemampuan hafalan, tetapi juga membentuk karakter dan keberanian anak.
“Banyak orang tua yang masih ragu untuk mendorong anak-anak mereka ikut lomba seperti ini. Padahal, kalau kita bisa menemukan potensi anak sejak dini, mereka akan lebih percaya diri dan semakin berkembang,” pungkasnya.
Baca Juga:4 Program PPG Umsida Resmi Terima Mahasiswa Baru Tahun 2025, Siap Cetak Pendidik Bersertifikat
Sebagai institusi pendidikan Islam yang berkomitmen dalam mencetak generasi unggul, FAI Umsida terus mendukung pengembangan bakat dan potensi generasi penghafal Al-Qur’an melalui berbagai kompetisi dan program akademik. Dengan dukungan dari pembimbing, keluarga, dan sistem kompetisi yang inovatif, diharapkan semakin banyak anak muda yang termotivasi untuk terus menghafal Al-Qur’an dan berprestasi dalam berbagai ajang keislaman.
Ingin mengembangkan bakat tahfidz dan menjadi bagian dari lingkungan akademik yang Islami dan berkualitas? FAI Umsida adalah tempat yang tepat untukmu!
Penulis:AHW