Fai.umsida.ac.id – Sebagai wujud nyata komitmen dalam mewujudkan kampus yang ramah disabilitas, SILAM.ID (Sisi Lain Mahasiswa Asosiasi Disabilitas), komunitas yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), menyelenggarakan kegiatan bertajuk Sekolah Advokasi dengan tema “Peran Komunitas Disabilitas dalam Mendorong Kampus yang Ramah Disabilitas”. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis, (27/02/2025), ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman anggota SILAM.ID serta civitas academica Umsida tentang pentingnya inklusivitas dan pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas.
Dalam sambutannya, Ketua Pelaksana Zidane Heri Saputra mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat penting sebagai bekal pengetahuan bagi anggota komunitas dalam mengadvokasi hak-hak penyandang disabilitas, khususnya di lingkungan kampus Umsida. “Kegiatan ini bertujuan meningkatkan pemahaman anggota SILAM.ID terhadap hak-hak, cara pemenuhan, serta dampak apabila hak-hak tersebut tidak terpenuhi baik di dalam maupun luar kampus,” ujar Zidane.
Antusiasme Tinggi Peserta
Sekolah Advokasi SILAM.ID yang digelar secara tatap muka di Kampus 1 Umsida mendapat sambutan positif dari para peserta. Hal ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir cukup tinggi serta keaktifan mereka selama berlangsungnya acara. Arya Bimantara, S.H, selaku narasumber, menyampaikan materi secara interaktif dan menarik, sehingga peserta sangat antusias mengikuti jalannya acara.
Para peserta aktif mencatat materi yang disampaikan, dan sesi tanya jawab berlangsung dengan sangat dinamis. Salah seorang peserta menyampaikan pendapatnya bahwa kegiatan semacam ini sangat bermanfaat, terutama dalam menambah wawasan mereka terkait advokasi hak disabilitas. “Saya merasa lebih paham dan siap mengaplikasikan ilmu ini dalam berbagai kegiatan, khususnya dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di lingkungan kampus,” ungkapnya antusias.
Unit Layanan Disabilitas Sebagai Target Advokasi Utama
Kegiatan ini juga memberikan pemahaman yang jelas tentang Unit Layanan Disabilitas (ULD) yang keberadaannya sangat penting di kampus. Dalam pemaparannya, Arya Bimantara menekankan bahwa keberadaan ULD bukan hanya inisiatif kampus semata, namun merupakan kewajiban yang diatur secara jelas dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karenanya, komunitas-komunitas mahasiswa seperti SILAM.ID memiliki peran vital dalam mengadvokasi berdirinya unit tersebut agar kampus benar-benar dapat dikatakan inklusif dan ramah disabilitas.
Arya juga menjelaskan, “Kita semua bertanggung jawab untuk mendorong terwujudnya ULD di Umsida, sebagai bentuk nyata perlindungan dan pemenuhan hak mahasiswa penyandang disabilitas agar mereka mendapatkan kesempatan yang setara dalam dunia akademik.”
Tantangan dan Harapan Kedepan
Di balik kesuksesan acara ini, tentunya ada berbagai tantangan yang dihadapi panitia. Zidane Heri Saputra mengakui bahwa salah satu tantangan terbesar dalam pelaksanaan kegiatan ini adalah memastikan tema dan materi yang disusun sesuai dengan kebutuhan organisasi serta kondisi terkini. “Kami terus berusaha memastikan bahwa tema dan materi relevan serta sesuai kebutuhan. Hal ini penting agar tujuan advokasi benar-benar tercapai,” jelas Zidane.
Di akhir kegiatan, Ketua SILAM.ID, Syarif Hidayatullah menyampaikan harapan besarnya agar Sekolah Advokasi ini bisa terus berlanjut bahkan lebih luas jangkauannya. Ia berharap para peserta tidak hanya memiliki pemahaman, tetapi juga mampu menerapkan ilmu yang didapat untuk mengedukasi civitas academica Umsida serta masyarakat luas tentang pentingnya menciptakan lingkungan kampus yang inklusif.
“Kami berharap anggota SILAM.ID mampu menjadi pionir dalam mengadakan kegiatan advokasi yang terbuka untuk publik kedepannya. Dengan begitu, kesadaran tentang inklusivitas tidak hanya menjadi wacana semata, tetapi benar-benar dapat direalisasikan di lingkungan kampus kita tercinta ini,” pungkasnya dengan penuh optimisme.
Dengan kegiatan ini, Fakultas Agama Islam Umsida kembali menunjukkan komitmen nyata dalam menciptakan kampus yang inklusif, ramah disabilitas, dan senantiasa responsif terhadap kebutuhan seluruh civitas academica tanpa terkecuali.
Penulis:AHW