Fai.umsida.ac.id-Mahasiswa Universiti Sultan Zainal Abidin (UniSZA) Malaysia melakukan kunjungan ke Pondok Pesantren An Nur Tanggulangin sebagai bagian dari program lanjutan Student Mobility di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida). Dalam kegiatan ini, mereka berbagi wawasan tentang sejarah Islam di Terengganu kepada para santriwati, membangun hubungan antarbangsa, dan mempererat sinergi antara UniSZA dan Fakultas Agama Islam Umsida.
Section 1: Program Student Mobility FAI Umsida dan UniSZA
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (FAI Umsida) terus menunjukkan komitmennya dalam mengembangkan wawasan global mahasiswa melalui program Student Mobility yang bekerja sama dengan UniSZA Malaysia. Sebagai langkah strategis mempererat hubungan internasional, program ini tidak hanya bertujuan untuk saling berbagi ilmu, tetapi juga untuk memperkenalkan budaya dan sejarah Islam dari kedua negara.
Kunjungan mahasiswa UniSZA ke Pondok Pesantren An Nur Tanggulangin menjadi salah satu bentuk implementasi dari kerja sama ini. Dalam kunjungan tersebut, para mahasiswa UniSZA menyampaikan materi tentang sejarah Islam di Terengganu, salah satu wilayah di Malaysia yang kaya akan peninggalan Islam. Terengganu dikenal sebagai pusat perkembangan Islam di Malaysia dengan berbagai tradisi yang masih kental hingga saat ini.
Section 2: Berbagi Sejarah dan Inspirasi
Selama kegiatan, para mahasiswa UniSZA memberikan presentasi menarik tentang perkembangan Islam di Terengganu, yang meliputi sejarah kedatangan Islam, peran ulama lokal, hingga pengaruh tradisi Islam dalam kehidupan masyarakat setempat. Santriwati Pondok Pesantren An Nur Tanggulangin dengan antusias mengikuti materi yang disampaikan, menunjukkan rasa ingin tahu yang besar tentang perbedaan dan persamaan tradisi Islam di Indonesia dan Malaysia.
Salah satu mahasiswa UniSZA menjelaskan, “Sejarah Islam di Terengganu sangat unik, terutama karena wilayah ini menjadi pintu masuknya Islam ke Semenanjung Malaysia. Tradisi keislaman yang kami jaga hingga kini merupakan warisan dari para ulama terdahulu.”
Para santriwati juga aktif bertanya tentang pengalaman kehidupan Islam di Malaysia, seperti bagaimana pendidikan Islam diajarkan di sana, hingga kegiatan keagamaan yang rutin dilakukan di komunitas Muslim Malaysia. Diskusi ini menjadi momen penting untuk mempererat hubungan antarbangsa dan menanamkan rasa persaudaraan sesama Muslim.
Section 3: Peran FAI Umsida dalam Meningkatkan Wawasan Global
Kegiatan ini menjadi bukti nyata upaya FAI Umsida dalam memberikan pengalaman global kepada mahasiswa dan memperkuat hubungan internasional dengan institusi pendidikan lain. Dengan memfasilitasi program Student Mobility, FAI Umsida menunjukkan perannya sebagai institusi yang tidak hanya fokus pada pendidikan lokal, tetapi juga membekali mahasiswanya dengan wawasan internasional.
“Kami berharap program ini dapat terus berlanjut, karena memberikan manfaat besar bagi mahasiswa Umsida maupun mahasiswa UniSZA. Selain belajar sejarah Islam, kami juga memperkuat semangat ukhuwah Islamiyah antara Indonesia dan Malaysia,” ujar salah satu dosen pendamping FAI Umsida.
Selain menjadi pengalaman berharga bagi para santriwati Pondok Pesantren An Nur, kegiatan ini juga memberikan inspirasi untuk terus menggali sejarah Islam sebagai landasan dalam membangun peradaban Islam yang lebih baik. Dengan membangun kerja sama lintas negara seperti ini, FAI Umsida semakin meneguhkan komitmennya untuk mencetak lulusan yang tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki wawasan global dan semangat dakwah Islam yang luas.
Kesimpulan
Melalui kegiatan Student Mobility ini, FAI Umsida dan UniSZA berhasil mempererat hubungan antarbangsa dan memperkenalkan sejarah Islam di Malaysia kepada santriwati Pondok Pesantren An Nur Tanggulangin. Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam meningkatkan wawasan global generasi muda Muslim, sekaligus memperkuat peran FAI Umsida sebagai institusi pendidikan Islam yang terus berinovasi dan berkontribusi dalam dunia internasional.