Pada hari Ahad, 7 Juli 2024 bertepatan dengan tahun baru Hijriah 1 Muharram 1446 H. Mengawali tahun baru Islam ini FAI Umsida mengunjungi Madrasah Mu’allimin Yogyakarta untuk mengadakan student mobility berkaitan dengan Manajemen Pesantren. Rombongan yang terdiri dari para mahasiswa PascaSarjana Manajemen Pendidikan Islam yang terdiri dari 70 mahasiswa disambut dengan hangat oleh Humas Mu’allimin Ustadz Yusuf Siraj, S.Pd.I, M.Si, jam 08.00 pagi. Rombongan disambut di aula madrasah atau lebih tepatnya disebut pesantren, yang pada hari itu bertepatan dengan penyambutan para santri baru yang datang dari berbagai daerah.
Dekan Fakultas Agama Islam, Dr Imam Fauji Lc MPd dalam sambutannya mengatakan bahwa kedatangan kami ke Mu’allimin ini untuk belajar secara nyata tentang pengalaman Mu’allimin dalam melakukan manajemen pesantren dalam keseharian santri yang mencapai ribuan itu. Selama ini FAI Umsida mengajarkan secara teoritis terkait hal ini. Ada setidaknya dua dosen yang penelitiannya terkait hal ini. Yaitu Dr Istikomah M Ag tentang integrasi sekolah madrasah dan yang sangat menentang dikotomi keilmuan antara agama dan umum seperti yang selama ini disaksikan secara nyata. Dan Dr Budi Haryanto tentang leadership lembaga pendidikan. Itu yang disampaikan oleh alumni Doktoral dari Universitas Omdurman Sudan.
Selanjutya Ustadz H Ali Aulia Lc M Hum alumni dari Universitas Al Azhar Mesir dalam sambutannya sekaligus paparan tentang manajemen pesatren yang dilakukan di Madrasah Mu’allimin menjabarkan bahwa sebagai sebuah madrasah atau pesantren yang berada langsung di bawah manajemen Pimpinan Pusat Muhammadiyah, maka segala yang dilakukan di madrasah ini harus berkoordinsi dengan PP Muhammadiyah. Madrasah mu’allimin itu seperti namanya adalah madrasah kader dan mencetak da’i – da’I tangguh dari berbagai macam daerah di pelosok nusantara. Prinsip pemerataan daerah asal calon santri senantiasa didahulukan. Seluruh santri di madrasah ini belajar selama 6 tahun dari tingkat SLTP sampai SLTA. Alumni dari madrsahah ini banyak yang diterima di Universitas di luar negeri danUniversitas Negri yang ternama di Indonesia. Itu paparan yang disampaikan oleh H Ali Aulia selaku Mudir Pesantren sekaligus Kepala Sekolah MTs dan MA sekaligus. Di madrasah ini semua ilmu yang dibutuhkan oleh santri diajarkan, baik dalam kurikulum formal, maupun kurikulum pesantren. Integrasi antara pembelajaran teori dan praktik itulah yang senantiasa dilakukan. Pada waktu Bulan Ramadlan, satu bulan penuh tidak ada pembelajaran di kelas. Semua santri berbaur dengan masyarakat baik di lingkungan Yogyakarta sendiri atau bahkan sampai di luar Jawa.
Dalam sesi tanya jawab dengan antusias yang tinggi para mahasiswa S2 MPI umsida bertanya tentang banyak hal. Diantaranya adalah Mu’tashim Jihad Sanurah mahasiswa yang berasal dari Palestina ini sangat tertarik dengan pesantren ini dengan segala fasilitas yang dimilikinya dan berusaha untuk menerapkan apa yang dilihat dan didengarnya ketika sudah kembali ke Palestina atau menerapkannya dimana pun berada suatu saat nanti.
Acara selanjutnya adalah penandatanganan MOU dan MOA antara Umsida dan Madrasah Mu’allimin. Penandatangan ini disaksikan oleh Kaprodi MPI Dr Eni FariyatulFahyuni SPsi MPd I dan beberapa dosen yang ikut hadir, yaitu Dr Ida Rindaningsih, Dr Anita Puji Astutik Dan tidak ketinggalan staff fakultas yang senantiasa hadir untuk membantu terselenggaranya kegiatan ini.