Fai.umsida.ac.id – Ma’had Umar bin Khattab Fakultas Agama Islam (FAI) Umsida turut memperkuat penutupan Umsida Arabic English (UAE), Program yang berlansung selama 3 hari (22-24/12/2025).
Baca Juga: Umsida Arabic English, Program Bilingual untuk Isi Liburan Anak yang Edukatif
ebagai ajang pembelajaran bahasa Arab dan Inggris selama tiga hari bagi siswa SD–SMA di lingkungan Umsida, yang ditutup dengan penampilan drama mini untuk melatih keberanian tampil, keterampilan komunikasi, dan kecintaan pada bahasa Al-Qur’an.
Ma’had Umar bin Khattab Hadir sebagai Rumah Pembelajaran Bahasa Arab yang Membumi
Di tengah antusiasme peserta dan orang tua, Ma’had Umar bin Khattab tampil bukan sekadar sebagai pendamping kegiatan, tetapi sebagai penguat identitas UAE Program pada aspek bahasa Arab. Kepala Ma’had Umar bin Khattab, Rizki Yatul Mahmuda, BEd., M.Pd., menegaskan bahwa proses pembelajaran bahasa Arab sering kali berangkat dari keraguan karena terasa kurang familiar dibanding bahasa Inggris bagi sebagian anak.
“Kemarin ada adik-adik yang bilang tidak tahu dan tidak suka bahasa Arab. Tapi Alhamdulillah setelah hari kemarin dan hari ini, kita bisa melihat ada progress,” ungkapnya.
Pernyataan tersebut menegaskan posisi Ma’had sebagai ruang pembinaan bahasa Arab yang tidak menghakimi kemampuan awal peserta, tetapi fokus pada kemajuan yang realistis. Rizki juga berharap pengalaman singkat tiga hari ini menumbuhkan keterikatan emosional anak pada bahasa Al-Qur’an, sehingga bahasa Arab tidak dipandang sebagai pelajaran “sulit”, melainkan bahasa yang dekat dengan identitas dan nilai.
Pada sesi yang sama, Kepala Pusat Bahasa Umsida, Niko Fediyanto, S.S., M.A., turut menyampaikan apresiasi kepada orang tua yang memberi kepercayaan penuh dan hadir hingga penutupan. Ia menilai dukungan keluarga menjadi energi penting bagi anak untuk bertahan mengikuti rangkaian kegiatan, bahkan ketika ada peserta yang sedang kurang sehat tetapi tetap bersemangat belajar.
“Adik-adik kemarin ada yang sakit, tapi tetap mengikuti kegiatan ini. Luar biasa,” ujarnya.
Pendekatan Ma’had dalam UAE Program dari Kelas Hidup sampai Panggung Drama
Atmosfer kelas yang aktif dan menyenangkan menjadi kunci keberhasilan UAE Program, terutama dalam menumbuhkan rasa percaya diri peserta. Coach UAE Program, Dr. Dian Rahma Santoso, M.Pd., menggambarkan suasana pembelajaran yang “hidup” karena setiap anak membawa karakter dan gaya belajar yang berbeda.
“Alhamdulillah, tiga hari ini luar biasa. Adek-adek sangat heboh dengan gaya dan keunikan mereka masing-masing,” tuturnya.
Ia mengakui kemampuan peserta tidak seragam—ada yang belum lancar bahasa Inggris maupun Arab—namun kemauan belajar tetap tinggi. Dalam konteks ini, peran pendamping dan ustadz-ustadzah menjadi penting untuk membangun kelas yang ramah, tidak menekan, dan memberi ruang anak mencoba tanpa takut salah.
Puncak proses itu terlihat saat peserta berani tampil dalam drama mini pada sesi penutupan. Penampilan tersebut bukan sekadar hiburan, melainkan “alat ukur” sederhana bahwa metode belajar yang tepat dapat mengubah anak dari pasif menjadi berani berbicara, berkolaborasi, dan menyampaikan pesan di depan publik. Dr. Dian menekankan bahwa keberanian itu tumbuh karena orang tua memberi izin dan kepercayaan penuh selama tiga hari.
“Terima kasih kepada Bapak-Ibu atas kepercayaannya telah mengizinkan kami membersamai putra-putrinya selama tiga hari ini untuk belajar bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan cara yang lebih mudah,” katanya.
Peserta Merasakan Dampak Langsung Lebih Berani Bicara dan Punya Teman Baru
Pengalaman peserta menjadi indikator kuat bahwa UAE Program tidak berhenti pada materi, tetapi membentuk kebiasaan belajar yang lebih sehat. Muhammad Asfar Bevis, siswa kelas 6 SD Muhammadiyah 1 Sidoarjo, menilai kegiatan terasa seru karena belajar dibuat bervariasi melalui permainan, nyanyi, dan praktik langsung.
“Menurutku acaranya seru. Pendampingnya baik dan humble. Belajarnya juga diselingi game dan nyanyi, jadi nggak bosen,” ungkap Asfar.
Asfar juga menceritakan praktik drama bertema situasi di kereta, ketika ada penumpang kehausan namun hanya bisa berbahasa Arab, lalu ia berperan sebagai anak yang dapat berbahasa Arab dan Inggris untuk membantu. Bagi Asfar, pengalaman itu membuat bahasa menjadi keterampilan yang terasa “kepakai”, bukan sekadar hafalan. Ia juga menyebut UAE Program lebih bermanfaat untuk liburan daripada hanya bermain gawai di rumah, karena sekaligus melatih keberanian bicara dan mengenal teman-teman baru.
Hal senada disampaikan Sabrina, yang menilai suasana belajar terasa nyaman dan menyenangkan karena coach dan ustadzah membimbing dengan tenang.
“Selama tiga hari ini kita dapat banyak ilmu. Hari pertama bahasa Arab, hari kedua bahasa Inggris. Coach dan ustadzahnya baik hati, jadi belajarnya tenang dan asik,” ujarnya.
Ia mengaku tertarik pada bahasa Arab karena mendapatkan banyak kosakata baru, sementara bahasa Inggris terasa lebih mudah dipahami melalui metode lagu dan ekspresi.
Baca Juga: Memperingati Hari Bahasa Arab dengan Rihlah Mumti’ah 2025 di FAI Umsida
Melalui UAE Program, Ma’had Umar bin Khattab FAI Umsida menunjukkan perannya sebagai ruang pembelajaran bahasa Arab yang adaptif, ramah anak, dan relevan dengan kebutuhan generasi pelajar saat ini—mendorong mereka berani tampil, berani berbicara, dan mulai mencintai bahasa Al-Qur’an lewat pengalaman belajar yang menyenangkan.
Penulis: Romadhona S
Editor: akhmad Hasbul Wafi























