Fai.umsida.ac.id-Mahasiswa Fakultas Agama Islam Umsida, Program Studi Pendidikan Agama Islam semester 5, Al Mudatsir berhasil meraih medali emas atau Juara 1 pada ajang Unesa Pencak Silat Challenge Competition III 2025 nomor tanding dewasa putra kelas D.
Baca Juga: 3 Mahasiswa Fikes Umsida Raih Juara 1 Poster PKM-RE dalam Ajang Pimtanas 2025
Prestasi itu ia raih dalam kompetisi yang digelar di GOR Internasional Unesa, Lidah Wetan, Surabaya, pada 18–21 Desember 2025, setelah menjalani latihan yang dipadatkan pada aspek cardio dan teknik bersama Tapak Suci Umsida.
Al sapaan akrabnya, yang lahir di Keli, 17 November 2006 ini dikenal aktif berproses di lingkungan kampus. Sebelumnya ia sempat mengikuti Hima PAI, namun kini memilih fokus mengembangkan diri melalui Tapak Suci Umsida sebagai wadah pembinaan prestasi dan mental tanding.
Debut di UPSCC III Unesa berbuah medali emas
Bagi Al, UPSCC III menjadi pengalaman kompetisi yang berkesan karena ini adalah pengalaman pertamanya mengikuti event tersebut. Ia menyebut atmosfer pertandingan berjalan menarik sekaligus menantang, terlebih karena kompetisi ini dikenal luas dan rutin digelar setiap tahun sebagai ruang uji kemampuan bagi pesilat dari beragam kategori.
“Kompetisinya sangat menarik sekali dan memberikan saya pengalaman yang luar biasa,” ujarnya saat menceritakan kesan mengikuti UPSCC III. Menurutnya, tampil di event tahunan seperti ini bukan hanya soal mengejar podium, tetapi juga membangun keberanian untuk mengukur kemampuan diri di panggung yang lebih besar.
Pada jalannya pertandingan, Al menilai performanya cukup sesuai dengan target yang dipasang sejak awal. Ia bersyukur karena laga dapat dilalui tanpa hambatan berarti. “Alhamdulillah untuk pertandingannya sesuai dengan harapan, berjalan lancar sesuai prediksi,” tuturnya.
Latihan dua bulan dipadatkan jelang laga
Di balik medali emas tersebut, Al mengakui proses persiapan menjadi bagian paling menguras energi. Ia menjalani latihan intens selama dua bulan dengan fokus utama pada cardio dan teknik. Menurutnya, porsi cardio terasa paling berat karena menuntut ketahanan fisik yang stabil, terutama untuk menjaga ritme dan daya tahan saat bertanding.
“Selama dua bulan latihannya fokus cardio sama teknik. Yang lebih berat latihan cardio karena membutuhkan banyak tenaga,” kata Al. Ia juga menjelaskan bahwa menjelang kejuaraan, latihan dibuat lebih rapat agar kesiapan fisik dan teknik semakin matang, sehingga saat hari pertandingan ia tinggal mengeksekusi strategi dengan lebih percaya diri.
Meski hasil akhirnya manis, Al tidak menutupi titik lemahnya. Ia menyebut tantangan terbesar datang dari sisi pengalaman dan mental tanding. “Pengalaman saya dalam pencak silat masih kurang karena baru ikut silat di dunia kampus. Dalam segi mental juga masih sangat kurang,” ungkapnya jujur. Pernyataan ini menunjukkan bahwa kemenangan bukan alasan untuk cepat puas, melainkan pijakan untuk meningkatkan jam terbang dan menguatkan ketahanan psikologis di arena.
Dukungan orang terdekat menjadi faktor penting yang ia sebut berulang. Ia menilai doa orang tua, support teman-teman, serta dukungan kampus turut menguatkan langkahnya hingga berhasil naik podium. “Saya mendapatkan juara ini berkat doa orang tua, dukungan dari teman-teman, dan Umsida memberikan dukungan penuh bagi kita semua,” ucapnya.
Pesan untuk mahasiswa Umsida agar berani mencoba hal baru
Saat ditanya pesan untuk mahasiswa Umsida lainnya, Al menekankan pentingnya keberanian mencoba hal baru. Baginya, banyak mahasiswa sebenarnya punya potensi, tetapi tertahan oleh keraguan dan rasa takut memulai.
“Jangan pernah ragu untuk mengikuti hal-hal baru, karena pengalaman terlahir dari hal baru itu,” tegasnya. Ia ingin mahasiswa memandang organisasi, unit kegiatan, dan kompetisi sebagai ruang latihan karakter: belajar disiplin, konsisten, serta tahan uji saat menghadapi tekanan.
Baca Juga: Memperingati Hari Bahasa Arab dengan Rihlah Mumti’ah 2025 di FAI Umsida
Untuk rencana kompetisi berikutnya, Al menyampaikan bahwa belum ada informasi turnamen terdekat yang akan ia ikuti. Namun, ia memastikan proses latihan tetap berjalan agar performa tidak turun dan mental bertanding semakin kuat. Dengan capaian ini, Tapak Suci Umsida kembali menunjukkan bahwa pembinaan prestasi di lingkungan kampus dapat melahirkan atlet muda yang siap bersaing dan membawa nama baik Fakultas Agama Islam Umsida di ajang kompetitif tingkat regional hingga nasional.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi
























