Fai.umsida.ac.id– Ghibah menjadi fokus PKM (Program Kreatif Mahasiswa) Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dengan judul “Pengendalian Praktik Ghibah Syar’i dengan Metode Six Sigma dan Analisis SWOT untuk Meningkatkan Budaya Etika Islami di Lingkungan Pendidikan.”
Baca Juga:Dr Eni Fariyatul Fahyuni MPdI Jadi Narasumber Pendampingan Tata Kelola STTM Kediri
Penelitian yang dilaksanakan sejak 5 Juli hingga 30 September 2025 ini menjadi salah satu karya unggulan dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang menggabungkan nilai-nilai dakwah Islami dengan pendekatan ilmiah modern.
Tim peneliti terdiri atas Novita Anggraeni, Fahmiyah Tsaqofah Islamiy, Nur Fatimatus Zahro, dan Nofiatul Syafitri, di bawah bimbingan Dr. Eni Fariyatul Fahyuni MPdI, dosen Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) Umsida. Riset ini diharapkan tidak hanya berhenti pada ranah akademik, tetapi mampu memberikan dampak nyata bagi dunia pendidikan Islam melalui penguatan budaya komunikasi yang beretika.
Pendekatan Ilmiah dalam Bingkai Syariat
Dalam pelaksanaannya, penelitian ini memadukan dua metode utama, yaitu Six Sigma dan analisis SWOT, untuk mengendalikan praktik ghibah atau pembicaraan negatif di lingkungan pendidikan. Pendekatan Six Sigma digunakan untuk menganalisis akar masalah, mengukur tingkat penyimpangan, dan merancang solusi perbaikan melalui tahapan Define, Measure, Analyze, Improve, dan Control (DMAIC). Sementara itu, analisis SWOT berfungsi untuk menyusun strategi penguatan budaya etika Islami yang adaptif terhadap lingkungan sosial pendidikan.
Selama periode penelitian, tim melakukan survei, wawancara, dan observasi lapangan terhadap 235 responden, terdiri dari pendidik dan tenaga kependidikan dari beberapa lembaga pendidikan Islam. Hasil pengukuran awal menunjukkan bahwa tingkat penyimpangan perilaku ghibah masih cukup tinggi dengan nilai Defects Per Million Opportunities (DPMO) rata-rata sebesar 190.000 dan tingkat kapabilitas proses pada level sigma 2,4. Angka tersebut menggambarkan bahwa pengendalian perilaku komunikasi negatif belum optimal dan masih memerlukan sistem pembinaan berkelanjutan.
Temuan dan Strategi Pengendalian Ghibah
Berdasarkan analisis Pareto, ditemukan bahwa 82 persen praktik ghibah disebabkan oleh lima faktor dominan: keterlibatan sebagai pendengar ghibah, keterlibatan sebagai pelaku ghibah, lemahnya komitmen untuk menghindari ghibah, rendahnya kesadaran terhadap dampaknya, serta kurangnya pemahaman tentang larangan ghibah dalam Islam. Temuan ini diperkuat dengan analisis Fishbone (diagram sebab-akibat) yang mengungkap empat akar penyebab utama, yaitu faktor individu, lingkungan kerja, organisasi, dan budaya lembaga.
Melalui analisis SWOT, tim merumuskan empat strategi pengendalian:
- Strategi SO (Strength–Opportunity): memanfaatkan nilai-nilai syariat Islam untuk memperkuat budaya komunikasi positif;
- Strategi WO (Weakness–Opportunity): mengoptimalkan pelatihan komunikasi Islami berbasis hasil riset;
- Strategi ST (Strength–Threat): memperkuat peran guru dan pegawai sebagai teladan etika sosial;
- Strategi WT (Weakness–Threat): membangun sistem penghargaan dan sanksi berbasis nilai moral Islam.
Dampak Implementasi dan Evaluasi
Setelah model pengendalian diterapkan secara terbatas di lapangan, hasil evaluasi menunjukkan penurunan praktik ghibah sebesar 41 persen dalam kurun waktu tiga bulan penelitian. Selain itu, kesadaran komunikasi positif meningkat hingga 63 persen di kalangan pendidik dan tenaga kependidikan. Tingkat sigma yang semula berada di level 2,4 meningkat menjadi 3,1, menandakan adanya perbaikan signifikan terhadap budaya etika Islami di lingkungan kerja pendidikan.
Ketua tim, Novita Anggraeni, menyebut bahwa riset ini merupakan bentuk nyata kontribusi mahasiswa dalam membangun lingkungan pendidikan yang beretika.
“Riset ini bukan hanya berbicara tentang larangan ghibah, tetapi tentang bagaimana mengelolanya secara sistematis. Kami ingin membuktikan bahwa pendekatan ilmiah dapat menjadi sarana dakwah dan perbaikan moral di dunia pendidikan,” jelasnya.
Sementara itu, dosen pembimbing Dr Eni Fariyatul Fahyuni MPdI, menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras tim mahasiswa.
“Integrasi antara nilai-nilai syariat Islam dengan metode manajerial modern seperti Six Sigma dan SWOT menunjukkan bahwa mahasiswa Umsida mampu berpikir kreatif dan aplikatif. Ini merupakan contoh dakwah berbasis riset yang nyata dan berdampak,” tuturnya.
Harapan Keberlanjutan dan Kontribusi Nyata
Tim PKM FAI Umsida berharap hasil penelitian ini dapat diadopsi oleh lembaga pendidikan lain untuk memperkuat budaya komunikasi Islami dan mencegah perilaku sosial negatif di kalangan akademisi maupun tenaga kependidikan.
“InsyaAllah kami akan terus mengembangkan model ini agar dapat diterapkan secara luas dan berkelanjutan di berbagai lembaga. Harapannya, budaya etika Islami bisa tumbuh kuat dan menjadi ciri khas lembaga pendidikan Muhammadiyah,” pungkas Novita.
Baca Juga: Umsida Masuk Jajaran Perguruan Tinggi dalam THEs University Impact Rankings 2026
Melalui penelitian yang berlangsung sejak 5 Juli hingga 30 September 2025 ini, mahasiswa FAI Umsida membuktikan bahwa ilmu pengetahuan dan dakwah Islam dapat berjalan seiring. Keduanya berpadu dalam karya inovatif yang tidak hanya memperkaya khasanah akademik, tetapi juga menumbuhkan karakter Islami yang terukur, berkelanjutan, dan relevan dengan kebutuhan dunia pendidikan modern.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi