Fai.umsida.ac.id – Penguatan tata kelola kelembagaan menjadi fokus utama dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan tinggi di lingkungan Sekolah Tinggi Teknologi Muhammadiyah (STTM) Kediri.
Baca Juga: Mahasiswa FAI Umsida Kembangkan Model Pengendalian Ghibah Syar’i untuk Bangun Budaya Etika Islami
Komitmen tersebut diwujudkan melalui kegiatan pendampingan mutu yang diselenggarakan Majelis Pendidikan Tinggi, Penelitian, dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah pada Senin (13/10/2025).
Kegiatan yang diikuti oleh seluruh civitas akademika STTM Kediri itu menghadirkan Dr Eni Fariyatul Fahyuni MPdI, selaku Kaprodi Magister Manajemen Pendidikan Islam (S2 MPI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), sebagai narasumber utama pada sesi pertama bertajuk “Optimalisasi SPMI dan Pendampingan LPM.”
Fokus pada Penguatan Sistem Penjaminan Mutu Internal
Dalam paparannya, Dr Eni menjelaskan bahwa tata kelola lembaga yang baik harus berakar pada sistem mutu internal yang kuat dan terintegrasi. Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), katanya, menjadi pondasi utama dalam mewujudkan lembaga pendidikan yang unggul, berdaya saing, dan berkelanjutan.
“SPMI bukan sekadar kumpulan dokumen administratif, melainkan sistem yang hidup dan terus berkembang. Ia berfungsi sebagai mekanisme siklus yang menjamin seluruh proses akademik dan non-akademik berjalan sesuai standar mutu,” ujarnya.
Kegiatan pendampingan yang dimulai sejak pukul 08.00 WIB ini melibatkan Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) STTM Kediri sebagai peserta utama. Dalam sesi tersebut, Dr Eni menekankan pentingnya sinkronisasi antara Rencana Strategis (Renstra), kontrak kinerja, serta hasil Audit Mutu Internal (AMI) agar seluruh unit program studi (UPPS/UPPA) memiliki arah yang selaras dengan visi dan misi institusi.
Ia juga memberikan panduan teknis kepada tim LPM untuk menyusun kontrak kinerja berbasis Renstra, membentuk tim audit AMI, serta mengembangkan form penilaian audit yang objektif dan terukur. Langkah tersebut diharapkan mampu meningkatkan keakuratan pelaporan serta efektivitas pelaksanaan siklus mutu di tingkat prodi maupun unit kerja.
Implementasi Tata Kelola SPMI Berbasis Renstra dan PPEPP
Lebih lanjut, Dr Eni memaparkan bahwa penerapan SPMI harus dilandaskan pada prinsip keterpaduan antarunit kerja, baik di bidang akademik maupun administratif. Ia menegaskan bahwa setiap kegiatan perlu disusun berdasarkan tahapan PPEPP (Penetapan, Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan Peningkatan) sebagai siklus utama penjaminan mutu di perguruan tinggi.
“PPEPP jangan hanya berhenti pada tataran dokumen. Ia harus menjadi budaya kerja yang tertanam di seluruh lapisan sivitas akademika,” tegasnya.
Menurutnya, penerapan PPEPP akan membantu lembaga memastikan bahwa seluruh proses akademik, seperti pembelajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat, telah memenuhi standar mutu yang berlaku. Selain itu, proses evaluasi yang berkelanjutan juga memungkinkan lembaga untuk melakukan perbaikan berbasis data dan refleksi hasil audit.
Para peserta yang terdiri dari pimpinan, dosen, serta tim LPM STTM Kediri tampak antusias mengikuti kegiatan ini. Mereka berdiskusi aktif mengenai strategi penyusunan laporan AMI dan langkah konkret untuk meningkatkan efektivitas sistem mutu di setiap program studi. Diskusi tersebut mencakup persoalan implementasi indikator kinerja utama (IKU) hingga penyelarasan antara kebutuhan mutu dan visi strategis perguruan tinggi.
Kolaborasi Umsida dan STTM Kediri untuk Penguatan Mutu Berkelanjutan
Kegiatan ini tidak hanya menjadi forum pendampingan teknis, tetapi juga mencerminkan bentuk kolaborasi antara Umsida dan STTM Kediri dalam memperkuat tata kelola kelembagaan berbasis nilai-nilai Islam. Melalui kerja sama ini, kedua institusi Muhammadiyah tersebut berupaya mewujudkan manajemen pendidikan tinggi yang transparan, akuntabel, dan berorientasi pada mutu berkelanjutan.
Dr Eni menjelaskan bahwa tata kelola berbasis mutu sejatinya merupakan bagian dari spirit dakwah akademik yang selama ini dikembangkan oleh Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA). Dalam konteks ini, mutu tidak hanya diukur dari capaian kinerja administratif, tetapi juga dari sejauh mana nilai-nilai Islam diinternalisasikan dalam budaya kerja dan pelayanan pendidikan.
“Ketika budaya mutu sudah menjadi karakter lembaga, peningkatan kualitas akan berjalan alami dan berkesinambungan. Inilah wujud tata kelola Islami yang ingin kita bangun bersama,” ungkapnya.
Selain itu, kegiatan pendampingan ini juga diharapkan menjadi momentum bagi STTM Kediri untuk memperkuat kapasitas lembaga penjaminan mutu dalam menghadapi tantangan akreditasi dan perubahan kebijakan pendidikan tinggi. Dengan pendampingan langsung dari Kaprodi S2 MPI Umsida, lembaga diharapkan mampu menerapkan sistem mutu yang adaptif terhadap dinamika kurikulum dan perkembangan teknologi pendidikan.
Sebagai penutup sesi pertama, Dr Eni memberikan dorongan kepada seluruh peserta agar terus mengembangkan inovasi dalam pengelolaan mutu, terutama melalui integrasi teknologi digital dalam proses monitoring dan evaluasi. Menurutnya, digitalisasi dalam sistem mutu akan mempercepat proses evaluasi dan memastikan transparansi dalam setiap tahapan penjaminan mutu internal.
Dengan keberhasilan sesi pendampingan ini, kegiatan kemudian dilanjutkan dengan materi kedua yang berfokus pada penyusunan kurikulum berbasis Outcome Based Education (OBE) serta perumusan Capaian Pembelajaran Lulusan (CPL) dan Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) untuk pengembangan Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi