Fai.umsida.ac.id – Ramadhan telah berakhir dan umat Islam baru saja merayakan kemenangan Idul Fitri dengan penuh sukacita. Namun, Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) mengingatkan bahwa berakhirnya bulan Ramadhan bukan berarti semangat ibadah juga selesai. Justru inilah saatnya bagi setiap Muslim untuk membuktikan bahwa Ramadhan benar-benar telah berhasil mengubah diri menjadi pribadi yang lebih baik. Berikut amalan yang dianjurkan oleh FAI Umsida agar konsisten diamalkan umat Islam setelah Ramadhan dan Idul Fitri.
Puasa Enam Hari Bulan Syawal sebagai Penguat Ibadah
Dosen FAI Umsida menjelaskan bahwa salah satu amalan penting setelah Ramadhan adalah puasa enam hari di bulan Syawal. Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam:
“Barangsiapa yang berpuasa Ramadhan kemudian diikuti enam hari di bulan Syawal, maka pahalanya seperti puasa setahun penuh.” (HR. Muslim).
Puasa ini dapat dilakukan secara berurutan maupun terpisah selama bulan Syawal sesuai kemampuan. Menurut FAI Umsida, hikmah dari amalan ini adalah menjaga konsistensi ibadah puasa yang telah dilatih selama Ramadhan, sekaligus menjadi tanda bahwa seorang Muslim senantiasa menghidupkan sunnah Nabi Muhammad SAW.
Memperbanyak Sedekah dan Menjaga Silaturahmi
FAI Umsida juga menganjurkan umat Islam agar memperbanyak sedekah dan menjaga tali silaturahmi setelah Idul Fitri. Bulan Ramadhan yang telah melatih umat Muslim untuk peduli kepada sesama hendaknya terus dijaga sebagai karakter kepribadian. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah dapat menghapus dosa sebagaimana air memadamkan api,” (HR. Tirmidzi). Dengan bersedekah, jiwa sosial akan terus tumbuh dan berkembang.
Selain itu, memperkuat tali silaturahmi juga merupakan bagian dari amalan yang dianjurkan setelah Ramadhan. Hal ini dijelaskan dalam Al-Qur’an surat An-Nisa ayat 1:
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan peliharalah hubungan silaturahmi.”
FAI Umsida menekankan bahwa menjaga hubungan baik dengan sesama tidak hanya sebatas momentum Idul Fitri, namun harus menjadi kebiasaan rutin yang mampu menjaga keharmonisan sosial dalam masyarakat.
Memelihara Shalat Sunnah dan Interaksi dengan Al-Qur’an
Amalan lain yang ditekankan oleh FAI Umsida adalah menjaga konsistensi dalam shalat sunnah dan tetap menjadikan Al-Qur’an sebagai pedoman hidup sehari-hari. Dosen FAI Umsida menyatakan bahwa setelah Ramadhan selesai, umat Islam sebaiknya tidak meninggalkan kebiasaan baik seperti shalat Dhuha, Tahajud, Witir, dan juga shalat-shalat sunnah lainnya yang selama Ramadhan sangat dijaga. Rasulullah SAW bersabda:
“Shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR. Muslim).
Selain menjaga shalat sunnah, kebiasaan membaca Al-Qur’an yang telah terbangun selama Ramadhan harus tetap dilanjutkan. Allah SWT berfirman dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 185:
“Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia.”
Sehingga sangat disayangkan apabila kebiasaan membaca dan memahami Al-Qur’an terputus begitu saja setelah Ramadhan berakhir.
Menjadikan Amal Shaleh sebagai Kebiasaan
Sebagai penutup, FAI Umsida mengajak umat Islam agar benar-benar menghidupkan semangat Ramadhan sepanjang tahun dengan terus melakukan amal shaleh secara konsisten. Allah SWT berfirman dalam surat Al-Hijr ayat 99:
“Dan sembahlah Tuhanmu hingga datang kepadamu keyakinan (ajal).”
Menurut FAI Umsida, mempertahankan kualitas ibadah serta amal kebaikan setelah Ramadhan adalah bukti nyata keberhasilan seorang Muslim dalam menjalani ibadah di bulan suci tersebut. Sehingga, pada akhirnya umat Islam akan menjadi pribadi yang semakin bertakwa dan semakin dekat dengan Allah SWT.
Penulis: AHW