Fai.umsida.ac.id – Suasana haru dan semangat menyatu dalam Yudisium ke-45 Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) yang digelar pada Kamis, 17 Juli 2025 di Aula KH Mas Mansyur GKB 2 Kampus 1.
Baca Juga: Yudisium ke-45 FAI Umsida Kukuhkan 181 Lulusan Sarjana dan Pascasarjana
Dalam momen bersejarah ini, salah satu yang paling membekas bagi para peserta adalah pesan motivasi yang menggugah dari dosen senior, Pak Muflih.
Motivasi Yang Menggetarkan Semangat Lulusan FAI
Dalam sambutannya yang penuh semangat dan sesekali disambut tawa hangat, Pak Muflih mengajak para peserta yudisium untuk bersyukur telah sampai di titik kelulusan setelah perjalanan panjang yang tidak mudah. Ia mengungkapkan kebanggaannya bisa menyaksikan para mahasiswa yang dulunya penuh perjuangan kini resmi menjadi sarjana dan magister dari FAI Umsida.
“Saya ingin melihat mahasiswa-mahasiswa saya, anak-anak saya, menjadi orang-orang hebat dari berbagai daerah. Dan hari ini, kalian membuktikan itu semua,” ucapnya penuh haru.
Pak Muflih menekankan bahwa perjuangan mahasiswa FAI tidaklah ringan. Banyak di antara mereka yang harus membagi waktu antara kuliah dan pekerjaan, tetapi tetap mampu menyelesaikan studi dengan baik. “Itulah yang hebat. Ada yang pagi kerja, sore kuliah, bahkan sempat tak masuk karena tanggung jawab kerja. Tapi mereka tetap lulus. Luar biasa!” katanya.
Kecerdasan Saja Tidak Cukup
Mengambil contoh dari realita kehidupan, Pak Muflih mengingatkan para lulusan bahwa gelar akademik dan kecerdasan saja tidak menjamin keberhasilan dan keberkahan hidup. Ia menyoroti fenomena banyaknya pejabat berpendidikan tinggi yang tersandung kasus korupsi.
“Pejabat-pejabat kita itu bukan orang bodoh, bukan orang miskin. Tapi mereka tidak punya adab, tidak punya agama. Itu sebabnya mereka terjerat KPK,” ujarnya tegas.
Ia kemudian menegaskan bahwa lulusan FAI memiliki tanggung jawab besar untuk menjadi penerang di tengah krisis moral bangsa. “Kalian datang dari FAI, maka kalian adalah cahaya bagi dunia yang sedang sakit. Tugas kalian adalah mencerahkan, bukan hanya pintar, tapi punya akhlak.”
Dari Penceramah hingga Pemimpin Bangsa
Motivasi yang disampaikan Pak Muflih tidak berhenti pada peringatan moral semata. Ia memberikan dorongan kuat agar para lulusan berani bermimpi besar dan melangkah lebih jauh. Ia menyebut bahwa lulusan FAI bisa menjadi apa saja: penceramah, dosen, kepala sekolah, kepala dinas, hingga menteri.
“Saya doakan, di antara kalian ada yang jadi menteri, kepala lembaga zakat, pengusaha, bahkan kepala daerah. Tapi ingat, bawa identitas FAI: ilmu dan adab,” pesannya.
Pak Muflih juga menyinggung pengalamannya sebagai trainer dan penceramah nasional yang mampu memberikan dampak besar kepada masyarakat. Ia menyampaikan bahwa ilmu yang diperoleh di FAI bisa menjadi bekal luar biasa jika diamalkan dengan serius.
“Kalau jadi motivator itu bukan soal gaya bicara. Tapi soal makna. Ilmu yang kalian pelajari di sini, kalau benar-benar diamalkan, bisa menghidupi dunia dan akhirat kalian,” ungkapnya.
FAI Umsida Tempat Lahirnya Pencerah
Di akhir motivasinya, Pak Muflih berpesan agar para lulusan tidak cepat puas dan terus melanjutkan perjuangan di luar kampus. Ia menekankan pentingnya menjaga identitas sebagai alumni FAI dan tidak melupakan tempat mereka ditempa.
“FAI ini tempat yang mencerahkan. Kalian adalah kader-kader pencerah. Dimanapun kalian berada, jangan pernah lupakan asal kalian. Jangan berhenti di sini,” pungkasnya.
Motivasi dari Pak Muflih mendapat tepuk tangan panjang dari seluruh peserta yudisium. Banyak di antara mereka yang tampak terharu dan termotivasi, merasa dikuatkan oleh pesan-pesan yang disampaikan dengan penuh cinta dan keyakinan.
Baca Juga: SMP Muhammadiyah Plus Salatiga Ajak Siswa Baru Kunjungi Umsida
Yudisium ke-45 FAI Umsida diikuti oleh 181 mahasiswa dari lima program studi, yakni PAI, PBA, PGMI, Perbankan Syariah, dan S2 MPd. Selain orasi motivasi dari Pak Muflih, acara ini juga diisi dengan sambutan pimpinan universitas dan fakultas, pembacaan SK lulusan, serta penampilan seni dari mahasiswa.
Kegiatan ini bukanlah akhir, namun awal dari perjalanan baru. Sebagaimana pesan Pak Muflih, lulusan FAI diharapkan menjadi insan berilmu dan berakhlak, yang mampu membawa perubahan positif di tengah tantangan zaman.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi