6 Mahasiswa Universiti Sulatan Zainal Abidin ikuti kegiatan International Student Mobility Berkredit, Selasa (27/02/2024).
Universiti Sultan Zainal Abidin Mengirimkan 6 Mahasiswa yakni Norsyafiqah Binti Johari, Mohamad Nabil Haikal Bin Abdah, Ain Aieshah Nabihah Binti Suhaimi, Mukhbit Bin Mohd Fadzhil, Nurin Adriana Binti Zarie Akmal, dan Nur Balqis Damia Binti Naziri yang di damping oleh Prof. Madya Ab Aziz Bin Sulaiman ke FAI umsida untuk mengikuti beberapa kunjungan ke Sekolah Sekolah di Sidoarjo dan Malang. Kegiatan ini adalah implementasi dari kerjasama yang dilakukan oleh FAI UMSIDA bersama dengan Univeristi Sultan Zianal Abidin.
Dekan FAI Dr. Imam Fauji, M.Pd.I membuka kegiatan dengan sambutan dan mengungkapkan bahwa kegiatan ini adalah bentuk dari pengenalan pendidikan yang ada di Indonesia, dikarenakan sebelumnya 6 Mahasiswa Malaysia sudah mengikuti secara daring perkuliahan selama 1 minggu dengan dibersamai oleh dosen dosen FAI yakni Dr. Budi Haryanto M.Pd( Pendidikan Inklusi PAI) , Dr. Istikomah, M.Ag( Manajemen Pesantren), Dr. Eni Fariyatul Fahyuni, M.Pd.I ( Mengembangkan Media Pembelajaran Inovatif Berbasis ICT), Khizanatul Hikmah, S.S, M.PD( Pengembangan Pembelajaran Bahasa Arab di Indonesia) , dan Dr. Anita Puji Astutik(Pengembangan Kurikulum Islam di Indonesia) dan 1 minggu untuk melakukan observasi secara langsung di Indonesia.
“Tujuan dari International Student Mobility Berkredit ini adalah Pembelajaran mata kuliah dengan kurikulum international yang telah diakui oleh keuda belah pihak, melakukan pertukaran budaya dan Pengalaman pembelajaran, observasi pembelajaran di Lembaga Lembaga pendidikan di kedua negara, observasi manajemen penyelenggaraan Lembaga pendidikan antar dua negara, dan bukti nyata MOU yang telah disepakati oleh kedua belah pihak” ungkap dekan FAI Dr. Imama Fauji, M.Pd.I
Selanjutnya, Perwakilan dari UNIZA memberikan sambutan tentang betapa kagumnya beliau melihat banyaknya ragam pendidikan di Indonesia, seperti Pondok pesantren yang banyak skema untuk menampung minat peserta didik, yang berbeda dengan Malaysia yang hanya memiliki sedikit dari pondok pesantren, dan beliau mengungkapkan ketidaksabaran beliau untuk lebih mengenal pendidikan di Indonesia terutama tentang pendidikan inklusi yang telah diimplementasikan.
“Ketika saya di tanya oleh mahasiswa saya, tentang bagaimana caranya ke luar negeri, saya tanya mereka mau kemana, dan mereka menjawab Indonesia. Saya langsung terpikir UMSIDA khsusunya FAI UMSIDA” Ujar Prof. Madya Ab. Aziz Bin Sulaiman.
Kemudian setelah adanya pembukaan dari Dekan FAI, dan Perwakilan dari UNIZA, akan dilkukannya observasi di 4 sekolah yakni SD Muhammadiyah 1 Candi yang akan mengenalkan Sekolah Inklusi, SLB ‘Aisyiyiah Krian yang mengenalkan pendidikan Luar Biasa, Pondok Pesantren An Nur, dan Pondok Pesantren Enterprenuer Gondanglegi Malang.
Tak hanya berhenti distu, mahasiswa dari Universiti Sultan Zainal Abidin selain di ajak untuk berkenalan dengan ragam pendidikan di Indonesia, mereka juga akan dikenalkan dengan wisata di malang yakni gunung Bromo, Bukit Teletabis, dan Kawah Bromo yang selanjutnya dilakukan mengenal wisata di Sidoarjo yakni di Alun Alun Sidoarjo, dan Mengenal batik di Sidoarjo.
cc najmy