Fai.umsida.ac.id — Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Averroes Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo mendapatkan kehormatan hadir dalam acara peresmian “Kemadjoean Caffee” yang diselenggarakan oleh Masjid Ar-Royyan Muhammadiyah Buduran pada Ahad malam, 31 Mei 2025.
Baca Juga:IMM FAI Averroes Ikut Suarakan Keadilan di 19 Tahun Tragedi Lumpur Lapindo
Kegiatan ini menjadi bagian dari inisiatif masjid ramah musafir yang dikelola oleh para pemuda Muhammadiyah Buduran, sebagai bentuk pelayanan sosial kepada masyarakat, khususnya jamaah musafir dan warga sekitar.
Acara peresmian tersebut dikemas dalam suasana hangat dan penuh kebersamaan. Undangan terbuka untuk umum, dengan menu makanan dan minuman yang bisa dinikmati secara cuma-cuma alias “infaq seikhlasnya”. Mulai dari nasi ayam bakar, mie ayam, hingga es cokelat dan kopi susu disajikan tanpa banderol harga. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri dan memperkuat citra Masjid Ar-Royyan sebagai ruang publik yang ramah, terbuka, dan peduli terhadap komunitas.
Sinergi IMM dan Masjid Ar-Royyan: Ruang Kolaborasi Aktivis Muhammadiyah
Kehadiran IMM Averroes FAI Umsida dalam kegiatan ini bukan semata sebagai tamu undangan, tetapi juga bentuk nyata kolaborasi antar unsur pemuda Muhammadiyah. Dalam sambutannya, takmir Masjid Ar-Royyan menyampaikan bahwa keberadaan “Kemadjoean Caffee” bertujuan menciptakan ruang santai islami yang dapat dimanfaatkan jamaah, pemuda, dan para musafir sebagai tempat rehat, diskusi, bahkan dakwah kreatif.
Ketua Umum IMM Averroes FAI Umsida, Ghulam Saifulloh, mengapresiasi semangat pemuda Muhammadiyah Buduran dalam menghidupkan masjid. “Kami melihat inisiatif ini sangat inspiratif. Masjid tidak hanya menjadi tempat ibadah, tapi juga sentra komunitas yang ramah anak muda,” ungkapnya. IMM Averroes berharap semangat semacam ini dapat ditiru oleh masjid-masjid Muhammadiyah lainnya, agar generasi muda merasa lebih dekat dan memiliki masjid sebagai rumah spiritual dan sosial mereka.
Menjaga Kondusifitas dan Daya Tarik Acara
Saat ditanyai mengenai kritik dan saran terhadap jalannya acara, Ketua IMM Averroes menyampaikan evaluasi secara santun dan konstruktif. “Secara umum acaranya sudah sangat bagus dan penuh semangat kolaboratif. Namun, ke depannya kami menyarankan agar kondusifitas acara dapat lebih ditingkatkan, baik dari sisi keramaian, kerapian pengaturan, maupun sirkulasi tamu. Hal ini penting agar jamaah dan tamu merasa lebih nyaman selama menikmati layanan yang disediakan,” ujarnya.
Masukan ini diterima dengan tangan terbuka oleh panitia. Menurut mereka, kegiatan ini baru pertama kali digelar secara terbuka, sehingga masih banyak hal yang akan dievaluasi untuk perbaikan ke depan.
Acara yang berlangsung dari pukul 18.00 WIB ini juga dimeriahkan dengan dekorasi yang estetik dan lampu hias yang menambah kesan hangat di pelataran Masjid Ar-Royyan. Foto-foto kebersamaan pun menjadi penanda momen bersejarah yang mempertemukan para kader muda Muhammadiyah dalam suasana penuh keakraban.
Kemadjoean Caffee : Wadah Literasi Sosial di Masjid
Kemunculan “Kemadjoean Caffee” bukan hanya soal menu dan tempat bersantai, namun juga menjadi simbol literasi sosial yang dimotori oleh semangat kolektif anak muda Muhammadiyah. Melalui infaq sukarela, masyarakat diajak untuk peduli dan berkontribusi dalam ekosistem masjid yang sehat, kreatif, dan berdaya guna.
IMM Averroes menyatakan komitmennya untuk terus mendukung kegiatan-kegiatan masjid yang produktif dan kolaboratif. “Kami siap bersinergi lebih jauh, entah itu dalam bentuk kajian, pelatihan kepemudaan, atau bahkan program sosial bersama,” pungkas Ketua IMM Averroes.
Baca Juga: Dosen Umsida Dampingi UMKM Ikan Desa Rangkah Kidul yang Masih Terdampak Covid 19
Dengan semangat kebersamaan yang diusung oleh “Kemadjoean Caffee”, diharapkan masjid tak hanya menjadi tempat ibadah ritual, tetapi juga ruang tumbuhnya ide-ide progresif anak muda Muhammadiyah yang ingin menebar maslahat bagi umat dan bangsa.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi