Fai.umsida.ac.id – Fluktuasi nilai tukar Rupiah kembali menjadi perhatian di tengah gejolak pasar keuangan global.
Baca Juga: Seminar Nasional PAI dan Literasi Digital Jawab Disrupsi Informasi Keagamaan
Ketidakpastian ekonomi yang dipicu oleh faktor eksternal, seperti kebijakan suku bunga di Amerika Serikat serta dinamika geopolitik, maupun faktor internal seperti laju inflasi dan kestabilan fiskal, mengharuskan adanya upaya bersama guna memperkokoh fondasi perekonomian nasional.
Kaprodi Perbankan Syariah Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) menegaskan bahwa menjaga kekuatan Rupiah bukan hanya tugas pemerintah dan lembaga keuangan semata, melainkan juga membutuhkan partisipasi aktif masyarakat. “Bukan hanya pemerintah dan lembaga keuangan, masyarakat pun memiliki peran strategis. Pilihan konsumsi dan investasi sehari-hari berpengaruh langsung pada kekuatan Rupiah,” ujarnya.
Utamakan Ekonomi Produk Lokal dan Wisata Domestik
Salah satu cara sederhana namun berdampak besar adalah mengutamakan produk lokal. KaprodI PBS Umsida menjelaskan bahwa ketika masyarakat lebih memilih barang produksi dalam negeri daripada produk impor, permintaan terhadap dolar Amerika otomatis menurun. “Ketika kita membeli produk lokal atau memilih berwisata di dalam negeri, permintaan dolar otomatis berkurang. Itu artinya tekanan terhadap Rupiah bisa ditekan,” jelasnya.
Fenomena ini sejalan dengan konsep multiplier effect, di mana setiap Rupiah yang dibelanjakan di dalam negeri akan terus berputar dan menghidupkan perekonomian domestik. “UMKM adalah tulang punggung ekonomi kita. Jika masyarakat konsisten mendukung produk lokal, UMKM akan semakin kuat, mampu menciptakan lapangan kerja baru, bahkan berpeluang menembus pasar ekspor,” tambahnya.
Selain itu, pariwisata domestik juga memiliki kontribusi signifikan. Dengan memilih berwisata di dalam negeri, masyarakat tidak perlu menukar Rupiah ke mata uang asing, sehingga kebutuhan devisa bisa ditekan. Di sisi lain, industri pariwisata lokal semakin hidup, memberikan manfaat bagi pelaku usaha kecil hingga pekerja informal yang terlibat di sektor tersebut.
Investasi di UMKM dan Keuangan Domestik
KaprodI PBS Umsida juga menekankan pentingnya menabung dan berinvestasi pada layanan keuangan domestik. Menurutnya, pola investasi masyarakat turut memengaruhi stabilitas Rupiah. “Dengan mendukung layanan keuangan domestik untuk UMKM, kita mendorong peningkatan produksi nasional. Hasilnya, devisa negara bertambah dan Rupiah semakin kokoh,” terangnya.
Investasi di sektor riil, khususnya UMKM, dapat memperluas kapasitas produksi nasional. Produk-produk lokal yang semakin kompetitif bisa menggantikan barang impor. Lebih jauh, jika berhasil menembus pasar ekspor, maka akan ada tambahan pasokan devisa yang memperkuat posisi Rupiah terhadap mata uang global.
“Bayangkan jika setiap masyarakat mau menabung atau berinvestasi di bank syariah, koperasi, atau platform pembiayaan UMKM. Dampaknya bukan hanya memperkuat ekonomi lokal, tetapi juga meningkatkan ketahanan Rupiah di jangka panjang,” tambahnya.
Kesadaran Kolektif Jadi Kunci
Meski pemerintah memiliki instrumen makroekonomi seperti kebijakan moneter dan fiskal, KaprodI PBS Umsida menegaskan bahwa kesadaran kolektif masyarakat adalah benteng pertahanan utama. “Kolaborasi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat sangat diperlukan. Dengan kesadaran kolektif, kita bisa menjaga Rupiah sekaligus menciptakan sistem ekonomi yang adil dan berkelanjutan,” pungkasnya.
Ia menambahkan, menjaga Rupiah tidak harus melalui langkah besar yang sulit dilakukan. Hal-hal sederhana seperti berbelanja di pasar tradisional, membeli produk UMKM, menggunakan transportasi dalam negeri, hingga memprioritaskan wisata lokal, sudah menjadi kontribusi nyata.
Kekuatan Rupiah pada akhirnya tidak hanya ditentukan oleh intervensi Bank Indonesia atau kebijakan pemerintah semata, tetapi juga sangat dipengaruhi oleh perilaku dan pilihan sehari-hari masyarakat. Setiap keputusan individu, mulai dari membeli produk lokal, menggunakan jasa dalam negeri, hingga memilih destinasi wisata domestik, memiliki kontribusi nyata dalam menjaga peredaran Rupiah tetap berada di tanah air. Semakin besar volume transaksi ekonomi yang terjadi di dalam negeri, semakin banyak pula Rupiah yang berputar dan mengalir di antara para pelaku usaha, khususnya UMKM. Kondisi ini bukan hanya memperkuat daya tahan sektor riil, tetapi juga membangun fondasi ekonomi nasional yang lebih stabil, mandiri, dan berkelanjutan.
Baca Juga: Penghargaan Publikasi Ilmiah Jadi Bukti Komitmen Umsida Majukan Riset Akademik
Di tengah ketidakpastian global yang sulit dikendalikan, langkah-langkah kecil masyarakat dalam mendukung produk lokal, berinvestasi pada UMKM, serta memilih pariwisata domestik adalah kunci membangun ketahanan ekonomi dari bawah. Dengan sinergi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat, stabilitas Rupiah dapat terjaga, sekaligus menciptakan sistem ekonomi yang lebih inklusif dan berkeadilan.
Penulis: Ninda Ardiani SEI MSEI
Editor: Akhmad Hasbul Wafi