Fai.umsida.ac.id-Dalam upaya memperkuat inklusivitas di lingkungan kampus, Sisi Lain Mahasiswa (Silam.ID), asosiasi mahasiswa disabilitas yang berada di bawah naungan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM FAI) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), melakukan studi banding ke Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Gempita Universitas Negeri Malang (UM) pada Minggu, 23 Februari 2025.
Baca Juga:Starter Pack Ramadhan: Cara Mahasiswa FAI Umsida Tetap Gaspol Kuliah Sambil Puasa!
Dengan mengusung tema “Best Practices Kampus Inklusif: Membangun Lingkungan yang Aksesibel bagi Semua”, kegiatan ini menjadi momentum bagi mahasiswa untuk bertukar wawasan tentang bagaimana menciptakan kampus yang lebih ramah bagi mahasiswa disabilitas.
Belajar Inklusivitas: Tantangan dan Peluang Silam.id Membangun Kampus Ramah Disabilitas
Dalam kunjungan ini, Silam.ID dan UKM Gempita UM berdiskusi tentang inklusivitas di kampus serta berbagi pengalaman mengenai cara menangani mahasiswa disabilitas di lingkungan akademik.
Ketua Silam.ID, Syarif Hidayatullah, menjelaskan bahwa kunjungan ini bertujuan untuk menyerap ilmu dari Gempita UM yang lebih dulu berkembang sebagai UKM inklusivitas dan memahami bagaimana organisasi dapat berperan dalam meningkatkan kesadaran kampus tentang pentingnya dukungan terhadap mahasiswa disabilitas.
“Kami mendapatkan pelajaran berharga tentang bagaimana mengelola inklusivitas di kampus serta bagaimana memanajemen organisasi ketika nanti Silam.ID sudah menjadi UKM. Respon dari Gempita UM sangat positif, mereka menyambut kami dengan hangat dan berbagi banyak wawasan tentang program-program inklusi yang telah mereka jalankan di kampus mereka,” ujar Syarif Hidayatullah.
Selain membahas struktur organisasi, Silam.ID juga berdiskusi mengenai strategi memperjuangkan hak-hak mahasiswa disabilitas, mulai dari penyediaan aksesibilitas yang memadai hingga advokasi terhadap kebijakan kampus agar lebih inklusif.
Tantangan dan Harapan: Mewujudkan Kampus Umsida yang Lebih Inklusif
Salah satu tantangan utama yang dihadapi Silam.ID adalah meningkatkan kesadaran civitas akademika Umsida terhadap pentingnya inklusivitas.
Menurut para pengurus, masih banyak mahasiswa dan dosen yang belum memahami kebutuhan mahasiswa disabilitas. Oleh karena itu, Silam.ID berencana untuk terus mendorong petinggi kampus agar lebih serius dalam mengembangkan Unit Layanan Disabilitas (ULD) di Umsida.
“Kami ingin menyadarkan civitas kampus bahwa inklusivitas bukan sekadar wacana, tetapi harus menjadi budaya. Kami berharap ke depan, petinggi kampus dapat memberdayakan Unit Layanan Disabilitas agar mahasiswa disabilitas mendapatkan fasilitas yang layak dan setara dengan mahasiswa lainnya,” lanjut Syarif.
Selain itu, Silam.ID dan Gempita UM sepakat untuk terus menjalin kerja sama ke depannya.
Mereka merancang berbagai program kolaborasi yang akan memperkuat peran organisasi mahasiswa dalam memperjuangkan hak-hak penyandang disabilitas di lingkungan akademik.
“Kami sangat senang bisa bertukar pikiran dengan Gempita UM. Mereka sangat terbuka dan suportif. Ke depan, kami ingin terus bekerja sama dan menjalankan berbagai program yang dapat mendukung mahasiswa disabilitas di Umsida dan kampus lainnya,” tambah salah satu peserta studi banding.
Baca Juga:Tentang Kasus Pertamax Oplosan, Pakar Umsida Beri Komentar
Kegiatan studi banding ini menjadi langkah awal bagi Silam.ID untuk semakin berkembang dalam memperjuangkan inklusivitas di Umsida.
Dengan belajar dari pengalaman Gempita UM, diharapkan organisasi ini dapat segera menjadi UKM resmi yang fokus pada advokasi mahasiswa disabilitas dan menciptakan lingkungan kampus yang lebih inklusif.
FAI Umsida terus mendukung berbagai program yang berorientasi pada kesetaraan dan aksesibilitas, sesuai dengan visi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo dalam menciptakan kampus rahmatan lil ‘alamin yang mampu mengakomodasi kebutuhan semua mahasiswa, termasuk mereka yang memiliki kebutuhan khusus.
Dengan semangat kolaborasi, Silam.ID berharap kampus inklusif bukan hanya impian, tetapi dapat segera terwujud di Umsida.
Penulis:AHW