Fai.umsida.ac.id – Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Agama Islam (BEM FAI) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) melaksanakan studi banding ke BEM FAI Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) pada Jumat–Sabtu, 12–13 September 2025.
Baca Juga:Ekonomi Syariah Jadi Solusi Meredam Gejolak Ekonomi Nasional
Kegiatan bertajuk “Integrating Islamic Values in Leadership, Innovation, and Campus Transformation” ini berlangsung di kampus Umsida dan dihadiri jajaran pengurus BEM, Himpunan Mahasiswa Prodi, serta berbagai organisasi mahasiswa Fakultas Agama Islam dari kedua perguruan tinggi.
Pertemuan ini tidak hanya menjadi ruang berbagi pengalaman, tetapi juga meneguhkan komitmen dua kampus Muhammadiyah untuk saling memperkuat nilai-nilai Islami dalam kepemimpinan, membangun inovasi, dan mendorong transformasi kampus berbasis mahasiswa.
Pertemuan Hangat Dua BEM Kampus Muhammadiyah
Suasana keakraban terasa sejak awal acara ketika rombongan BEM FAI UMS Surakarta tiba di Umsida. Acara dibuka dengan sambutan dari perwakilan kemahasiswaan FAI Umsida, Ustadzah A’yunina Mahanani Lc MH., yang menyampaikan dukungan penuh fakultas terhadap kegiatan ini. Ia menegaskan bahwa universitas memandang penting pengembangan kapasitas mahasiswa, tidak hanya di bidang akademik, tetapi juga melalui aktivitas organisasi.
Gubernur Mahasiswa FAI Umsida, Ahnaf Haqqani Yafi, dalam sambutannya menekankan bahwa studi banding ini bukan sekadar forum seremonial. Menurutnya, setiap kegiatan organisasi seharusnya memberikan dampak nyata. “Artinya setelah forum ini selesai, kawan-kawan semua tidak pulang dengan tangan kosong. Ada inspirasi dan praktik baik yang bisa kita adopsi dari Umsida, begitu juga sebaliknya, sehingga dapat diimplementasikan dalam organisasi di kampus masing-masing,” ujarnya.
Ia bahkan mengutip pernyataan tokoh dunia Benazir Bhutto untuk mengingatkan pentingnya peran organisasi. “Kapal dibuat bukan untuk diam di dermaga, melainkan untuk menembus lautan,” ucapnya. Analogi tersebut menggambarkan bahwa organisasi mahasiswa bukan sekadar wadah eksistensi, tetapi instrumen nyata yang menghadapi tantangan dan memberikan solusi bagi berbagai persoalan kampus maupun masyarakat.
Diskusi Ide dan Harapan Bersama
Ketua Umum BEM FAI UMS Surakarta turut menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Umsida. Ia menjelaskan bahwa pada awalnya BEM FAI Umsida berencana melakukan studi banding ke Surakarta. Namun, takdir mempertemukan kedua pihak lebih cepat dengan rombongan Surakarta yang lebih dahulu datang ke Sidoarjo. “Ini adalah bukti kebesaran Allah SWT yang menyatukan hati kita semua sehingga bisa berkumpul di sini,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa forum seperti ini tidak boleh berhenti pada acara seremonial. Menurutnya, harus ada tindak lanjut berupa kerja sama yang lebih erat, baik dalam pertukaran ide maupun kolaborasi program. “Harapan besar kami, dari forum ini lahir gagasan produktif yang mampu memperkaya organisasi. Ke depan, komunikasi tetap terjalin, sehingga ukhuwah mahasiswa FAI antar kampus semakin kuat,” jelasnya.
Diskusi yang berlangsung dalam forum ini diwarnai dengan pertukaran ide mengenai strategi kepemimpinan, penguatan peran ormawa, hingga peluang kolaborasi dalam kegiatan pengabdian masyarakat. Para peserta juga membicarakan tantangan era digital yang mempengaruhi pola gerak organisasi. Ketua BEM FAI UMS Surakarta mengingatkan pentingnya mahasiswa berorganisasi di tengah derasnya arus informasi yang serba instan. “Hari ini, informasi bisa kita akses dengan mudah, bahkan dengan bantuan AI. Tapi nilai dari organisasi adalah bagaimana kita membangun semangat perjuangan dan kebermanfaatan bersama,” tegasnya.
Integrasi Nilai Islam dalam Kepemimpinan Mahasiswa
Selain bertukar pengalaman, kegiatan ini juga memperkuat misi integrasi nilai Islam dalam setiap aktivitas organisasi. Menurut pihak kemahasiswaan FAI Umsida, mahasiswa yang aktif berorganisasi harus mampu menjadikan nilai-nilai Islami sebagai dasar kepemimpinan. Hal ini penting agar organisasi tidak sekadar mengejar prestasi, tetapi juga menanamkan semangat pengabdian kepada umat.
Dalam penutupannya, Ketua Umum BEM FAI UMS Surakarta, Salim Ahmad Ghuzie, mengajak seluruh peserta untuk menjadikan studi banding ini sebagai momentum kebangkitan. “Jangan sampai acara ini berhenti di sini saja. Justru setelah kembali ke kampus masing-masing, kita harus membawa semangat kolaborasi dan terus memberi dampak positif,” pesannya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan penegasan komitmen melanjutkan kerja sama antara kedua belah pihak. Suasana penuh kehangatan dan semangat kebersamaan menjadi tanda bahwa studi banding ini berhasil mempererat ukhuwah antar mahasiswa Fakultas Agama Islam di dua kampus Muhammadiyah.
Baca Juga: Center Umsida Gelar Bimtek Juleha, Pastikan Hewan Ternak Halal Hingga Dikonsumsi
Dengan terselenggaranya agenda ini, diharapkan organisasi mahasiswa di lingkungan FAI Umsida maupun UMS Surakarta semakin produktif, inovatif, dan mampu menjadi motor penggerak perubahan yang berlandaskan nilai-nilai Islam.
Penulis: Akhmad Hasbul Wafi