Fakultas Agama Islam UMSIDA menyelenggarakan kegiatan Seminar Nasional Pemanfaatan Articial Intellegence (AI) pada Penulisan Artikel Ilmiah pada Hari Kamis, 30 Mei 2024 di Auditorium KH Ahmad Dahlan Kampus 1 UMSIDA yang di hadiri oleh kurang lebih 900 mahasiswa.
Kegiatan dibuka dengan sambutan Dekan Fakultas Agama Islam UMSIDA, Dr. Imam Fauji, LC., M.Pd. Menurutnya Articial Intellegence (AI) memberi kemudahan kepada mahasiswa dalam mengerjakan tugas akhir. Sebelum adanya AI, penulisan artikel ilmiah ataupun tugas akhir dikerjakan dengan cara konvensional dan cenderung tidak efektif. Harapannya dari kegiatan ini, Mahasiswa dapat memanfaatkan AI dalam pengerjaan TA sehingga dapat menghasilkan Karya tulis yang berkualitas dengan cara yang efektif dan Efisien.
Narasumber seminar ini di sampaikan oleh Eric Julianto yang merupakan research analyst di Braincore yang merupakan lembaga independen konsultan AI. Dalam Penjelasannya bahwa Articial Intellegence (AI) merupakan sebuah teknologi komputer yang memungkinkan mesin melakukan hal-hal yang biasanya membutuhkan kecerdasan manusia untuk melakukannya. “FYP (for your page) di media sosial kita, playlist dan saran rekomendasi di Netflix, Spotify ataupun media lainnya, merupakan pekerjaan AI dalam mengolah data yang sebelumnya sudah terekam” ungkapnya.
Lebih lanjut, Ia menjelaskan bahwa AI menghadapi beberapa masalah, seperti masalah etika dan keamanan, keterbatasan data, tidak jelasan, dan ketergantungan. Dalam beberapa situasi, manusia sangat bergantung pada AI, sehingga sulit untuk berfungsi secara optimal tanpa teknologi tersebut. Pengembangan AI juga dapat menimbulkan masalah etika dan keamanan seperti privasi data, keamanan siber, dan juga menjelaskan bahwa beberapa model AI mungkin sulit dipahami manusia dan tidak transparan, sehingga sulit untuk membuat keputusan yang tepat berdasarkan model tersebut. Namun dari tantangan tersebut, tidak memungkiri adanya peluang untuk berkolaborasi dengan teknologi lain. AI bukan teknologi yang berdiri sendiri, tapi butuh kolaborasi dengan yang lainnya seperti Software Engineering, Internet of Things (IoT), Blockchain dan lain lain.
“Kita sudah akrab dengan AI ChatGPT untuk membantu memperbaiki bug, mengoptimasi kode, membuat ringkasan, memparafrasa kalimat, membuat buku, cerita pendek, atau dialog, menjawab pertanyaan, meminta saran, membuat caption, dan menulis copywriting untuk promosi, namun masih banyak AI lainnya yang dapat kita optimalkan penggunaannnya” Pungkasnya. Lebih lanjut beliau menjelaskan beberapa AI yang dapat digunakan dalam penulisan artikel ilmiah, diantaranya adalah :
- Grammarly digunakan untuk memperbaiki tata bahasa penulisan artikel ilmiah
- quillbot dan DeepL digunakan untuk memparafrasa dan mentranlate artikel
- Smodin : digunakan untuk melakukan rangkuman dari artikel ilmiah, memparafrasa kalimat serta untuk pemeriksaan plagiasi
- ai yang dapat digunakan untuk membantu mencari jurnal atau artikel ilmiah yang di sitasi
- ai, connectedpapers.com daninciteful.xyz yang dapat digunakan untuk Mencari Hubungan AntarPublikasi
Memasuki prosesi tanya jawab, Mahasiswa FAI secara aktif menanyakan beberapa pertanyaan kepada pemateri, diantaranya disampaikan oleh Fassabikh, mahasiswa Program studi Pendidikan Bahasa Arab yang menanyakan, bagaimana tindak lanjut dari penggunaan media turnitin yang sudah ada menu untuk mendeteksi penulisan hasil dari tulisan AI. Kemudian Azifatul Hanna dari Program studi Perbankan Syariah juga menanyakan bagaimana proses membuat sebuah AI dan apakah memungkinkan adanya AI untuk menilai pemberian kredit oleh bank syariah?
Narasumber menjelaskan bahwa, selama belum ada aturan terkait batasan komposisi penulisan yang bersumber dari penggunaan AI tidak akan menjadi masalah untuk penulis, Namun penulis harus tetap crosscheck lagi hasil olahan AI, tidak serta merta langsung menggunakan data mentah yang ada, terkadang AI memberikan saran dan hasil yang tidak sesuai.
Proses pembuatan AI, bisa kita mulai dengan menghimpun data apa saja yang kita butuh kan, kita buat modelnya terlebih dahulu, mau seperti apa input dan ouput nya, setelah itu kita bisa memanfaatkan beberapa AI juga dalam membuat AI yang baru. Namun hasil terebut masih belum sempurna, masih butuh masukan dari ahlinya, terutama dari mereka yang memang memiliki ilmu dalam pengolahan data tersebut seperti mahasiswa Informatika dan statistik. begitu tanggapan dari narasumber dalam menjawab pertanyaan Azifatul Hanna.
Terkait penilaian pemberian kredit oleh bank syariah, sudah banyak AI yang digunakan, bahkan beberapa Bank Syariah sudah memiliki software tersendiri untuk menilai pemberian kredit tersebut. Walaupun masih perlu bantuan dari Manusia untuk meninjau kembali, adanya tools tersebut sudah meringankanbeban analis pembiayaan untuk dapat mendeteksi nasabah yang akan mengajukan kredit. Selain itu Bank Syariah juga sudah menciptakan AI tersendiri untuk mengumpulkan data terkait calon nasabah mereka dari transaksi yang digunakan, jelas Pak Eric Kurniawan selaku Mahasiswa PRL Program Studi perbankan syariah sekaligus Pimpinan Cabang Bank Syariah Kantor Gateway Waru Sidoarjo.
Di sesi akhir, Narasumber menekan kan lebih lanjut, bahwa penggunaan Articial Intellegence (AI) harus tetap diawasi jangan sampai merugikan penggunanya. Perlu adanya regulasi untuk pengaturan lebih lanjut terkait untuk melindungi masyarakat. Besar harapannya dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa yang hadir dapat lebih mudah dalam menyusun Tugas Akhir.
cc Ninda A, A4