Dalam gelaran acara Wisuda ke XXXVII Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida), Sabtu (19/06) sosok Suwidiyanti layak menjadi sorotan. Mahasiswi Program Studi Pendidikan Islam Fakultas Agama Islam ini terpilih menjadi wisudawati S2 terbaik karena berhasil lulus dengan IPK 3,95. Acara ini bertempat di Umsida dan dilakukan dalam 2 sesi yakni pagi dan siang.
Selama mengenyam pendidikan S2 di Umsida, mahasiswi yang juga bekerja sebagai guru di SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo ini menceritakan kesulitan yang ia rasakan. “Terkadang dalam waktu bersamaan ada tugas yang harus dikerjakan, di awal kuliah daring juga harus belajar menyesuaikan dengan e-learning,” ungkapnya. Namun, dukungan keluarga nya lah yang membuat ia termotivasi dan selalu bersemangat.
Pada tesisnya, Suwidiyanti meneliti tentang pengaruh bauran pemasaran berdasarkan nilai-nilai islam terhadap keputusan dan kepuasan peserta didik memilih SMA Muhammadiyah di Kabupaten Sidoarjo. Proses pengerjaannya ia selesaikan hampir 6 bulan dan melibatkan 4 sekolah saat penelitian, yaitu SMA Muhammadiyah 1 Krian, SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, SMA Muhammadiyah 3 Tulangan, dan SMA Muhammadiyah 4 Porong.
Sebelumnya, pada tahun 2008 ia telah menyelesaikan S1 Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Negeri Surabaya. Suwidiyanti mengaku melanjutkan pendidikan islam di Umsida karena tersedianya beasiswa dan jurusan MMPI. “Ada program beasiswa MKKS dan beasiswa dari SMAMDA untuk guru tetap. Umsida juga menyediakan jurusan MMPI dimana capaian atau ilmu yang diperoleh sangat bermanfaat bagi kami dalam pengelolaan lembaga pendidikan Islam yang profesional dan penguasaan IPTEKS di bidang manajemen pendidikan berdasarkan nilai-nilai Islam,” tuturnya.
Ia pun membagikan tips kepada umsida.ac.id agar dapat memotivasi mahasiswa lain untuk menjadi wisudawan terbaik. “Pertama, mindsetnya harus diubah ke arah positif dan sesuaikan dengan tujuan awal berkuliah. Kedua, tidak mudah mengeluh dan putus asa. Ketiga, kerjakan sesuatu dengan semaksimal mungkin. Kemudian selalu bersemangat dan menjalani dengan bahagia, bukan beban,” ujarnya.
Ia juga memberikan pesan kepada seluruh mahasiswa lainnya, “Apabila melakukan sesuatu (menempuh pendidikan), maka tekunlah dan bersungguh-sungguhlah kemudian jangan lupa bersyukur. Sesulit apa pun rintangan selama menjalani proses perkuliahan pasti ada jalan keluar jika kalian mau mencarinya. Dunia perkuliahan itu penuh dengan warna-warni layaknya perjalanan kita yang penuh suka dan duka. Setiap titik awal akan ada titik akhir. Bagaimana kita memilih untuk memulainya, menjalani, selanjutnya. Hingga kita berada di suatu hari yang dinantikan.